Jumat, 27 November 2015

Pendingin Ruangan

PRINGGODANI TECNIK

Contac person  GIHARTONO
             081 398 025 907

MELAYANI
- SERVI'S   AC
- BONGKAR PASANG
- JUAL BELI AC BARU DAN BEKAS

SOLUSI SEGALA KERUSAKAN PERANGKAT PENDINGIN RUANGAN ANDA
Sebuah AC memiliki komponen yang saling berhubungan satu sama yang lain. Hal ini sudah pernah kita bahas pada artikel sebelumnya tentang prinsip dan cara kerja mesin pendingin. Namun, kali ini kita akan membahas beberapa hal yang sedikit berbeda dengan topik tersebut walaupun umumnya prinsip kerja harus dipahami untuk mampu menganalisa kerusakan yang terjadi.
Terdapat beberapa kerusakan umum yang paling sering ditemukan pada sistem pendingin ruangan jenis split. Kerusakan yang umum ditemukan antara lain :
  1. AC Tidak Dingin Atau Terlalu Dingin
  2. AC Bocor Atau Air Menetes Ke Ruangan
SERAHKAN KAMI segala permasalahan ac pada kami

Minggu, 10 Mei 2015

JABANG TETUKO

Budaya Jawa kadung mashyur memiliki kekayaan dan keunikan tersendiri yang bisa disimak dari berbagai sisi yang tidak akan habis ditelusuri. Salah satu yang cukup menarik untuk diulas kali ini adalah sastra Jawa. Ribuan cerita dan kisah legenda di Sastra Jawa tidak hanya menarik untuk dibaca, namun juga kerap memiliki makna dan filosofi tertentu yang terkandung di dalamnya. Semisal kisah bertajuk jabang tetuko.
Jabang Tetuko sejatinya merupakan kisah klasik pewayangan Jawa yang sangat legendaris yang menceritakan tentang lahirnya tokoh wayang bernama Gatotkaca. Gatotkaca adalah seorang tokoh dalam kisah Mahabharata yang dikenal sebagai putra Bimasena dari keluarga Pandawa.
Berawal dari kisah raja raksasa bernama Kala Pracona yang terpesona atas kecantikan Dewi Supraba dan berusaha untuk mempersuntingnya. Namun para Dewa tidak menyetujui keinginan tersebut dan Kala Pracona pun marah dan mengerahkan ribuan pasukan untuk menggempur kahyangan.
Para dewa di kahyangan pun tak sanggup membendung kekuatan Kala Pracona dan terpaksa bertahan didalam kahyangan sambil mencari sosok pahlawan yang dapat mengalahkan Kala Pracona dan pasukannya.
Di sisi lain ada seorang bayi yang bernama Tetuko yang sedang mengalami nasib tragis dimana ari-arinya tidak dapat dipisahkan dari tubuhnya. Para dewa pun sepakat untuk membantu sang bayi dengan syarat Tetuko harus melawan Kala Pracona.
Tetuko pun diceburkan kedalam kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa. Para dewa kemudian melemparkan berbagai jenis senjata pusaka ke dalam kawah tersebut. Beberapa saat kemudian Tetuko pun muncul dengan wujud laki-laki dewasa lengkap dengan segala jenis pusaka para dewa-dewa tersebut.
Ia pun dihadiahkan seperangkat pakaian pusaka yaitu Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma. Sejak saat itu pula Tetuko berganti nama menjadi Gatotkaca. Dengan pakaian tersebut, Gatotkaca pun dapat terbang secepat kilat menuju kerajaan Trabelasuket dan mengalahkan Kalapracona.
Jabang Tetuko merupakan kekayaan sastra budaya Jawa yang masih dipertahankan hingga saat ini. Dahulu cerita ini dipentaskan secara sederhana. Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, pementasan pun di pentaskan dengan cara yang lebih modern tanpa mengurangi nilai aslinya seperti dari tata musik, panggung, sound dan lain-lain.
Pementasan Jabang Tetuko juga merupakan pementasan yang begitu terkenal bahkan hingga di mancanegara. Tidak heran, salah satu ragam kebudayaan Indonesia ini begitu dibanggakan dan dijaga kelestariannya. Jabang Tetuko juga merupakan contoh kreativitas budaya yang mumpuni agar bertahan dan tetap ada ditengah beragam arus moderenitas dan globalisasi yang ada.

Senin, 04 Mei 2015

MAKNA HURUF JAWA

Huruf jawa yang berjumlah 20 dari Ha sampai nga meliputi hanacaraka, data-sawala, pada jayanya, magha-batanga menurut cerita turun temurun diceritakan dalam kisah AJISAKA. Konon makna dari huruf jawa hanacaraka yaitu bahwa aksara Jawa ini diciptakan oleh Ajisaka untuk mengenang kedua abdinya yang setia. Dikisahkan Ajisaka hendak pergi mengembara, dan ia berpesan pada seorang abdinya yang setia agar menjaga keris pusakanya dan mewanti-wanti: janganlah memberikan keris itu pada orang lain, kecuali dirinya sendiri: Ajisaka. Setelah sekian lama mengembara, di negeri perantauan, Ajisaka teringat akan pusaka yang ia tinggalkan di tanah kelahirannya. Maka ia pun mengutus seorang abdinya yang lain, yang juga setia, agar dia pulang dan mengambil keris pusaka itu di tanah leluhur. Kepada abdi yang setia ini dia mewanti-wanti: jangan sekali-kali kembali ke hadapannya kecuali membawa keris pusakanya. Ironisnya, kedua abdi yang sama-sama setia dan militan itu, akhirnya harus berkelahi dan tewas bersama: hanya karena tidak ada dialog di antara mereka. Bukankah sebenarnya keduanya mengemban misi yang sama: yaitu memegang teguh amanat junjungannya? Dan lebih ironis lagi, kisah tragis tentang dua abdi yang setia ini.

dengan tulisan sebagai berikut

ha na ca ra ka Dikisahkan tentang dua abdi setia 
da ta sa wa la Keduanya terlibat perselisihan dan akhirnya berkelahi
pa da ja ya nya Mereka sama-sama kuat dan tangguh ( sakti )
ma ga ba tha nga Akhirnya kedua abdi itu pun tewas bersama 

Sedangkan menurut ki Sarodjo menuliskan arti makna dari huruf jawa hanacaraka
Baginya, rangkaian huruf didalam carakan jawa itu bukannya menambatkan sesuatu kisan, melainkan berupa suatu ungkapan filosofis yang berlaku universal, sangat dalam artinya, membawa kita tunduk dan takwa kepada Tuhan. ( Sarodjo, 1982 )

Adapun arti huruf jawa huruf jawa hanacaraka tersebut menurut ki sarodjo sebagai berikut; Hana-caraka ( Ada utusan/ Ca ra ka : cipta rasa karsa ), Data-sawala ( datan suwala : tidak menentang, tidak keberatan/ sumerah), Padha-Jayanya ( sama-sama sukses ), Magha-bathanga ( Mudhi/ meletakan pada tempat yang tinggi, wujud kesaksian ; maga = meletakan sesuatu di paga ). Hal tersebut mengingatkan kepada potensial amal yang disimpan ditempat yang tinggi, illiyin. Sebagai manusia sudah selayaknya patuh dan serta menyerahkan problema hidup padaNya disaat segala upaya sudah dilakukan, hal itu tidak bertentangan dongan kodrat manusia itu sendiri sebagai mahluk ciptaanNya yang berkewajiban memenuhi tugas-tugasnya didunia. Disini manusialah yang membutuhkan Tuhannya bukan sebaliknya.

Aksara Jawa ha-na-ca-ra- ka mewakili spiritualitas orang Jawa yang terdalam: yaitu kerinduannya akan harmoni dan ketakutannya akan segala sesuatu yang dapat memecah-belah harmoni. 

•Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaanNya).

• Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.

• Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.

• Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Arti dan Makna dari Huruf HANACARAKA

Ha Hana hurip wening suci – adanya hidup adalah kehendak dari yang Maha Suci
Na Nur candra, gaib candra, warsitaning candara – pengharapan manusia hanya selalu ke sinar Illahi
Ca Cipta wening, cipta mandulu, cipta dadi – arah dan tujuan pada Yang Maha Tunggal
Ra Rasaingsun handulusih – rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani
Ka Karsaningsun memayuhayuning bawana – hasrat diarahkan untuk kesajeteraan alam
Da Dumadining dzat kang tanpa winangenan – menerima hidup apa adanya
Ta Tatas, tutus, titis, titi lan wibawa – mendasar, totalitas, satu visi, ketelitian dalam memandang
     hidup   
Sa Sifat ingsun handulu sifatullah – membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
Wa Wujud hana tan kena kinira – ilmu manusia hanya terbatas namun implikasinya bisa tanpa
       batas
La Lir handaya paseban jati – mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
Pa Papan kang tanpa kiblat – Hakekat Allah yang ada disegala arah
Dha Dhuwur wekasane endek wiwitane – Untuk bisa diatas tentu dimulai dari dasar
Ja Jumbuhing kawula lan Gusti – Selalu berusaha menyatu memahami kehendak-Nya
Ya Yakin marang samubarang tumindak kang dumadi – yakin atas titah/kodrat Illahi
Nya Nyata tanpa mata, ngerti tanpa diuruki – memahami kodrat kehidupan
Ma Madep mantep manembah mring Ilahi – yakin/mantap dalam menyembah Ilahi
Ga Guru sejati sing muruki – belajar pada guru nurani
Ba Bayu sejati kang andalani – menyelaraskan diri pada gerak alam
Tha Tukul saka niat – sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niatan
Nga Ngracut busananing manungso – melepaskan egoisme pribadi manusia

Demikianlah arti makna dari huruf jawa hanacaraka yang sarat makna tersebut menjadi sarana dalam acuan hidup didunia sebagai manusia didunia baik manusia dengan Tuhannya atau hubungan dengan manusia-manusia lainnya sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan ibarat tangan kanan pasti membutuhkan tangan kiri begitupun sebaliknya. diranngkum dari berbagai sumber.